Visi Rasulullah Untuk Generasi Abad 21

oleh Ustdz Budi Azhari, Lc

http://www.cahayasiroh.com/

Judul tulisan ini bukan sebuah kalimat hiperbola. Tetapi akan dipaparkan dengan jelas dalam tulisan ini bahwa ternyata Rasul benar-benar bersabda tentang abad kita ini. Sebuah kebesaran yang belum terjadi hingga tulisan ini diturunkan. Tetapi roda zaman terus bergerak menuju janji Rasulullah tersebut.

Mari kita mulai dengan membuka kembali Visi Keluarga Muslim seperti yang digariskan oleh al-Qur’an al-Karim. Ada 3 ayat yang harus digabungkan:

“Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al-Furqan: 74)

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.(QS. At-Tahrim: 6)

“Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (Qs. Ath-Thur: 21)

Jadi, visi keluarga muslim:
1.Penyejuk pandangan mata
2.Pemimpin bagi orang bertaqwa
3.Dijauhkan dari api neraka
4.Dimasukkan ke dalam surga

Tulisan ini tidak akan membahas detail satu persatu visi tersebut. Tetapi hanya mencoba untuk mendefinisikan melalui wahyu untuk item kedua; pemimpin bagi orang bertaqwa.

Kalimat ayat benar-benar pilihan dan penuh kekuatan. Generasi dan keluarga kita diharapkan menjadi pemimpin bagi orang yang bertaqwa. Ini menunjukkan bahwa al-Qur’an tidak ingin generasi dan keluarga kita asal menjadi pemimpin. Bukan pemimpin rusak yang sering disebut terbaik dari yang terburuk. Bukan pula pemimpin baik di sarang penyamun, sehingga mandul dan tak mampu berbuat apa-apa.

Ayat menginginkan hal yang sangat ideal; pemimpin bagi orang yang bertaqwa. Sebuah masyarakat yang bertaqwa adalah masyarakat yang sangat mulia di dunia dan di akhirat. Di tengah kemuliaan mereka itulah hadir sang pemimpin. Berarti pemimpin ini adalah orang pilihan dari masyarakat pilihan. Dan itulah keluarga dan generasi kita. Insya Allah

Dua Tugas Rasul untuk Keluarga Muslim Abad 21

Dua tugas yang sangat agung dari manusia paling agung dan tidak akan bisa dibuktikan kecuali oleh keluarga agung. Dua tugas itu khusus untuk zaman kita ini. Bukan untuk para shahabat beliau bukan juga untuk generasi kebesaran Islam sebelum kita. Ya, dua tugas yang khusus untuk kita dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Dua tugas itu bisa dibaca sangat jelas dalam dua hadits berikut:

“Nubuwwah ada pada kalian sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia menghendakinya. Kemudian Khilafah di atas manhaj (sistim aturan) nubuwwah sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia menghendakinya. Kemudian kerajaan yang menggigit sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia menghendakinya. Kemudian kerajaan yang diktator sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia menghendakinya. Kemudian Khilafah di atas manhaj nubuwwah. Kemudian beliau diam”. (HR. Ahmad)

Abu Qubail berkata: Ketika kami bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: dua kota ini mana yang akan ditaklukkan terlebih dahulu; Konstantinopel atau Roma? Abdullah bin Amr meminta kotak miliknya, dia mengeluarkan dari dalamnya sebuah buku. Kemudian Abdullah berkata: Ketika kami sedang ada di sekeliling Rasulullah, kami menulis, Rasulullah ditanya: dua kota ini mana yang akan ditaklukkan terlebih dahulu; Konstantinopel atau Roma? Rasulullah bersabda, “Kota Heraklius yang akan ditaklukkan terlebih dahulu. Yaitu Konstantinopel. (HR. Ahmad)

Kedua hadits shahih tersebut, mencantumkan dua tugas mendunia yang belum terbukti hingga hari ini. Tapi pasti akan terbukti!
Hadits yang pertama, Rasul menguraikan urutan zaman yang akan dilalui muslimin dan manusia. Ada 5 fase zaman yang akan terjadi dan pasti terjadi. Jika di zaman Nabi hadits ini baru terbukti seperlimanya. Maka, di zaman kita yang belum terjadi hanya seperlima sisanya.

Adapun 4 fase di awal, semuanya telah terjadi dan sebagian masih berlangsung.

Fase Nubuwwah telah selesai dengan wafatnya Rasulullah sebagai rasul penutup. Yaitu pada tahun 11 H.
Fase Khilafah di atas manhaj nubuwwah telah selesai dengan wafatnya Ali Bulan Ramadhan 40 H digenapi bulannya oleh pengunduran diri Hasan bin Ali dari kekhilafahan pada Rabi’ul Awal 41 H. Ini persis seperti sabda Nabi bahwa usia fase ini adalah 30 tahun, selanjutnya yang muncul adalah kerajaan.
Fase kerajaan menggigit. Fase ini berawal dari berakhirnya fase khilafah. Yaitu dengan berdirinya Dinasti Bani Umayyah. Jika fase ini adalah fase kerajaan di tangan muslimin maka kekuasaan muslimin di muka bumi ini baru berakhir dengan ditutupnya Turki Utsmani pada tahun 1924 oleh keturunan Yahudi, Mushtafa Kamal.
Fase kerajaan diktator. Fase ini dimulai setelah fase sebelumnya berakhir. Jika fase sebelumnya berakhir tahun 1924, maka kira-kira sejak tahun itulah secara resmi fase ini dimulai. Di mana hingga detik ini, muslimin tidak lagi mempunyai kekuasaan di muka bumi. Kekuasaan ada di tangan non muslim yang mengatur bumi ini dengan tangan besi, persis seperti yang disampaikan oleh Nabi.
Fase Khilafah di atas manhaj Nubuwwah. Inilah fase ke-5 yang hingga kini belum terlahir, dan pasti terlahir. Dan inilah tugas pertama bagi setiap keluarga muslim di abad ini dari Rasulullah shallallahu alihi wasallam.

Hadits yang kedua, Rasulullah menyebut nama 2 kota penting dan bersejarah di bumi ini. Bahwa keduanya akan ditaklukkan oleh muslimin. Kedua kota yang disebut Nabi itu adalah Konstantinopel dan Roma. Saat Rasul wafat, kedua kota itu belum jatuh di tangan muslimin.

Tepat seperti kalimat nubuwwah Rasulullah, bahwa Konstantinopel ditaklukkan terlebih dahulu. Pada tahun 857 H / 1453 M, kota dengan benteng legendaris itu akhirnya jebol di tangan seorang panglima muda berusia 24 tahun Muhammad al-Fatih, sultan ke-7 Turki Utsmani. Panglima yang berhasil menaklukkannya adalah panglima yang luar biasa dan pasukannya pun pasukan yang luar biasa,begitu Nabi memuji al-Fatih dan pasukannya sebelum mereka semua dilahirkan ke muka bumi sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Thabrani, Bukhari dalam al-Tarikh, al-Hakim dan lainnya.

Jadi, inilah dua tugas Rasulullah untuk setiap keluarga muslim hari ini:
1.Melahirkan generasi penegak khilafah di atas manhaj kenabian
2.Melahirkan generasi pembuka Roma
Dua tugas mulia. Dua tugas agung. Sekaligus, dua tugas besar dan berat. Dari Rasulullah yang mulia.

Bagaimana Melahirkan Mereka¦

Inilah pertanyaan yang teramat penting, setelah kita mengetahui tugas besar keluarga kita. Bagaimana caranya agar generasi kita adalah generasi yang disebut Nabi sebagai generasi besar peradaban Islam itu.

Metodenya sungguh gamblang. Terpampang dalam petunjuk nubuwwah dan sejarah. Bahkan kita langsung bisa melihatnya pada dua hadits di atas. Dan inilah dahsyatnya kalimat nubuwwah yang mengalirkan wahyu. Mari kita urai¦
Untuk khilafah di atas manhaj kenabian, kalimat ini adalah persis kalimat yang dipakai nabi untuk menyebut fase khulafaur rasyidin; Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan dilengkapi oleh Hasan bin Ali -radhiallahu anhum ajma’in-

Mereka semua adalah shahabat Nabi. Mereka langsung mendapatkan sentuhan Rasulullah. Apapun latar belakang dan karakter mereka, Rasul telah berhasil mencetak mereka menjadi generasi khilafah. Satu pemerintahan dunia dengan satu ibukota dan satu pemimpin adil. Bentangan wilayah capaian mereka dari Kota Madinah telah melebar ke selatan hingga ke Yaman, ke utara hingga menyentuh hampir seluruh bekas wilayah Sovyet, ke barat hingga menjelang masuk ke Spanyol dan ke timur hingga Oman dan Uzbekistan. Dua imperium terbesar; Romawi dan Persia tutup buku di zaman itu. Semua capaian itu hanya dalam rentang 30 tahun. Allah Akbar!

Masyarakatnya ketika itu adalah para shahabat seperti Abdurrahman bin Auf orang super kaya yang amat dermawan, Abdullah bin Abbas anak belasan tahun yang telah diamanahi sebagai staf ahli Negara, Abdullah bin Umar seorang ulama besar yang tidak pernah takut kecuali hanya kepada Allah. Juga para tabi’in yang teramat luar biasa. Rahimahumullah..

Semua shahabat pelaku zaman itu adalah hasil sentuhan Rasulullah. Jadi, jelas bagi kita kepada siapa kita harus belajar untuk melahirkan generasi khilafah akhir zaman ini.

Untuk pembuka Roma, ketika sabda Nabi menyandingkan antara pembuka Konstantinopel dan pembuka Roma. Maka di sinilah letak inspirasi besarnya.

Muhammad al-Fatih sang penakluk Konstantinopel adalah inspirasinya. Untuk bisa melahirkan pemimpin seperti dia dan melahirkan masyarakat seperti masyarakatnya, maka sangat penting membaca sejarah Turki Utsmani.

Sesungguhnya al-Fatih bukanlah anak yang istimewa sejak kecilnya. Ayahnya, Sultan Murad II justru mengeluhkan al-Fatih kecil yang tidak mau belajar. Hingga akhirnya, sang ayah menemukan guru yang tepat untuknya hingga terlahirlah al-Fatih (sang penakluk) itu.

Maka, untuk mengetahui bagaimana tercetaknya al-Fatih kita harus bertanya kepada sejarah yang akan selalu ada pelajarannya dan akan selalu berulang. Kita harus bertanya kepada 3 orang untuk mengetahui bagaimana al-Fatih dididik:

Sultan Murad II, ayah dari Muhammad al-Fatih.
Ahmad bin Ismail al-Kurani, guru pertamanya yang berhasil membuat revolusi pada diri al-Fatih kecil.
Aq Syamsuddin, guru yang mendampingi al-Fatih hingga menjadi Sultan. Penakluk spiritual untuk Konstantinopel.

Sejarah menuliskan dengan jelas bagaimana ketiga orang tersebut melahirkan Muhammad menjadi al-Fatih (penakluk).

Maka, setiap keluarga muslim seharusnya menajamkan pandangannya kepada sejarah Rasulullah untuk bertanya bagaimana generasi khilafah lahir. Dan kepada sejarah ketiga orang yang telah melahirkan Muhammad al-Fatih untuk bertanya bagaimana mereka bisa mendapatkan pujian Rasulullah yang telah disampaikan 8 abad sebelum kelahiran al-Fatih.

Wallahu a’lam

About raden mas antonio

saya adalah seorang mahasiswa UIN jakarta jurusan pendidikan ipa, prodi pendidikan biologi
This entry was posted in Uncategorized and tagged , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a comment